Dalam era globalisasi, peningkatan daya saing suatu bangsa sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimilikinya. Di sinilah sektor ekonomi andalan memainkan peran krusial. Kawasan atau industri yang menjadi motor penggerak ekonomi tidak hanya menghasilkan kekayaan, tetapi juga secara langsung berkontribusi pada kualitas pendidikan, membentuk individu-individu yang terampil, inovatif, dan siap berkompetisi di kancah global. Sinergi antara ekonomi dan pendidikan adalah fondasi untuk mencapai peningkatan daya saing bangsa.
Sektor ekonomi andalan, seperti industri manufaktur maju, teknologi digital, atau pariwisata berkelas, secara inheren menuntut adanya SDM dengan kompetensi spesifik. Permintaan ini memicu lembaga pendidikan, mulai dari sekolah vokasi hingga perguruan tinggi, untuk beradaptasi dan menghasilkan lulusan yang sesuai. Kurikulum di berbagai tingkat pendidikan disesuaikan agar relevan dengan kebutuhan industri. Ini termasuk pengembangan program studi baru, peningkatan fasilitas laboratorium, serta pengintegrasian praktik kerja lapangan atau magang. Perubahan ini secara langsung berkontribusi pada peningkatan daya saing lulusan di pasar kerja.
Selain itu, kontribusi sektor ekonomi andalan juga terlihat dari aliran investasi ke sektor pendidikan. Perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di kawasan ekonomi unggulan seringkali terlibat dalam program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang berfokus pada pendidikan. Mereka dapat menyumbangkan dana untuk pembangunan fasilitas sekolah, memberikan beasiswa, atau bahkan mendirikan pusat pelatihan keterampilan yang berstandar industri. Kolaborasi semacam ini tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan lokal tetapi juga membantu menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih kuat dan inovatif. Contohnya, pada forum kemitraan industri-pendidikan yang diselenggarakan di Jakarta pada hari Rabu, 15 Mei 2024, pukul 10.00 WIB, terungkap bahwa lebih dari 30 perusahaan teknologi telah menginvestasikan dana sebesar 50 miliar rupiah untuk pengembangan kurikulum dan pelatihan guru di 15 politeknik di Indonesia.
Peningkatan gaji dan kesempatan kerja yang lebih baik di sektor ekonomi andalan juga menjadi insentif bagi individu untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi dan relevan. Hal ini memicu persaingan positif di kalangan siswa dan mahasiswa untuk meningkatkan kualitas diri, sehingga secara kolektif mendorong peningkatan daya saing SDM secara nasional. Dengan demikian, sektor ekonomi andalan tidak hanya menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mesin pendorong utama bagi kemajuan kualitas pendidikan dan daya saing global.